Faktor Faktor Yang Membuat Anak Kita Tidak Mencapai Target Kurikulum dan Kompetensi

1) FAKTOR KURANGNYA GURU DAN PENGASUH YANG KOMPETEN

Hampir semua Lembaga Pendidikan khususnya Pondok Pesantren itu menyediakan Kuota Beasiswa, baik Beasiswa Prestasi maupun Beasiswa Sosial, salah satu tujuannya adalah untuk kaderisasi mencetak Asistensi Guru dan Pengasuh dengan ikatan pengabdian minimal satu tahun, karena tenaga guru dan pengasuh dari Alumni jauh lebih baik dan kompeten serta lebih paham aturan dan metodologi pengajaran karena mereka sudah merasakan secara langsung system Belajar mengajar selama 3 tahun di Pondok. Sementara kalau rekrtumen dari luar Alumni kebanyakan tidak siap pakai harus mentraining mereka dulu dalam beberapa bulan. Karena keberadaan dan ketersediaan Stock Guru dan Pengasuh yang kompeten dan paham metodologi system belajar mengajar itulah yang mendukung tercapai target Kurikulum dan Kompetensi para santri.
Nah Ketika Lembaga mengalami perkembangan yang cukup pesat jumlah santri yang semakin banyak sementara jumlah Asisten Guru dan Pengasuh tidak mampu mengimbangi karena banyaknya Santri Beasiswa yang ingkar janji tidak mau mengabdi dengan alasan sudah diterima di Perguruan Tinggi Negeri atau diterima Beasiswa Kuliah di Luar Negeri atau karena dibutuhkan orangtua di rumah dan berbagai macam alasan lain.
Disinilah kadang Lembaga keteter sehingga dalam satu kurun waktu kadang banyak santri yang kurang optimal capaian target kompetensinya.
Maka itu Lembaga harus cerdas dalam mencetak SDM yang siap pakai, dengan melakukan Plan B, jika Plan A gagal atau tidak memenuhi kuota kebutuhan SDM, diantaranya membuat Lembaga Pelatihan di Luar Pondok sebagai sarana rekrutmen SDM Guru dan Pengasuh dengan Paket-Paket Kurikulum Kompetensi yang dibutuhkan oleh Santri di dalam Pondok.

2) FAKTOR ANAK DAN ORANGTUA YANG KURANG TERBUKA DAN KURANG KOOPERATIF

Seperti biasa setiap awal tahun masuk orangtua dan anak pasti disodorkan formulir pendaftaran dan berbagai isian data tentang latar belakang anak dan orangtua serta surat pernyataan untuk siap bekerjasama dan kooperatif dalam menangani permasalah anak, baik secara tertulis maupun dalam wawancara.
Seringkali data-data penting tentang anak itu ditutupi, sehingga para Guru dan Pengasuh sangat kesulitan menyelesaikan masalah anak tersebut dan harus menggali data sendiri tentang anak bermasalah tersebut yang membutuhkan waktu cukup lama dan itu sangat mengganggu proses belajar mengajar dirinya sendiri dan teman lainnya yang satu kelas atau satu level dengannya.
3) FAKTOR FASILITAS BELAJAR DAN ALAT BANTU
Sebenarnya Fasilitas Belajar itu tidak harus mewah, yang penting ada ruangan yang cukup nyaman untuk tempat belajar baik dalam ruang tertutup maupun terbuka, tidak kepanasan dan tidak kehujanan, ada papan tulis, alat tulis dan penghapus, nah ada satu lagi yang lebih penting di era digital saat ini adalah alat Bantu Belajar untuk percepatan capaian target kurikulum dan kompetensi yaitu Smartphone dan Laptop yang harus dibawa oleh setiap santri saat belajar, karena dua alat bantu tersebut sangat efektif dan efisien utuk menyimpan semua modul digital sehingga tidak harus bawa kitab banyak-banyak saat belajar dan banyak sekali Aplikasi Pembelajaran dalam bentuk Game Ineraktif yang sangat mudah untuk menyerap materi ajar, dan sangat mudah untuk mencari referensi pelajaran yang lebih banyak melalui online.
Hampir semua Materi Ajar diseluruh level dan tingkatan sudah disediakan dalam bentuk teks, Video dan Aplikasi, guru tinggal memberikan petunjuk cara belajarnya dan seluruh santri melaksanakan proses belajar sesuai petunjuk guru dengan tetap dikawal dan diawasi oleh Guru Pembimbing, dan diakhir sesi belajar guru tinggal memberikan tugas dan evaluasi hasil belajar hari itu dalam bentuk soal tertulis di kertas atau tanya jawab secara langsung tentang materi ajar hari itu.
Kendalanya adalah Ketika tidak semua santri memiliki dua alat bantu belajar tersebut, sementara Lembaga juga tidak menyediakan, sebenarnya kalau santri cukup kretaif, mereka bisa meminjam temannya untuk belajar lebih dahulu sebelum masuk kelas dan dia harus tanya terlebih dahulu kepada gurunya tentang materi ajar yang akan dipelajari dikelas nanti, sesedehana itu sebenarnya solusinya, tapi kadang banyak santri minder untuk meminjam atau karena temannya juga gak mau meminjamkan karena takut rusak.
4) FAKTOR BELUM TUMBUHNYA KESADARAN
Tumbuhnya Kesadaran dan disiplin santri dalam beribadah, Belajar dan beramal sholeh tidak semuanya rata, ada yang cepat ada yang cukup lambat, latar belakang kehidupan sebelum ke pondok sangat berpengaruh karena mereka juga butuh adaptasi dengan kehidupan baru yang mungkin belum pernah mereka alami sebelumnya, termasuk factor kepercayaan orangtua kepada Lembaga juga sangat mempengaruhi tumbuhnya kesadaran anak yang dititipkannya, orangtua santri yang kepercayaannya terhadap Pondok masih setengah-setengah belum totalitas, masih suka intervensi terhadap keluhan anak dan kebijakan pondok itu juga salah satu hambatan terhadap tumbuhnya kesadaran anak dan capaian target belajarnya.
Banyak orangtua ingin anaknya segera melesat prestasinya, menjadi lebih sholeh dari sebelumya, demikian juga harapan semua team Guru dan Pengasuh Pondok, lagi-lagi orangtua, Guru dan Pengasuh tidak bisa saling menyalahkan, semuanya harus bekerjasama dalam DOA dan PERHATIAN terhadap apa yang sedang dibutuhkan anak kita, sama-sama bijak dalam mendengar segala keluhan anak-anak kita dan Bersama-sama memberikan solusi yang terbaik buat anak-anak kita.
Karena semua orang bisa menjadi lebih baik dan lebih sholeh dari sebelumnya itu butuh proses, tidak ada yang instan, akal sehatnya harus diaktifasi dan spirituanya harus diasah dan dipertajam, maka itu jangan sampai kita terlalu menyalahkan anak-anak kita, bisa jadi kita sebagai Orangtua, Guru dan Pengasuh yang sudah sedewasa ini sudahkah memiliki kesadaran dan disiplin penuh atas segala kewajiban dan tanggungjawab kita ? masihkah kita haus belajar ? sudah sedisiplin apa ibadah kita menghadap Allah ? dan sudah sebaik apa hubungan kita dengan sesame manusia ? ya, anak-anak kita butuh teladan kita semua baik saat kita Bersama mereka atau sedang jauh dari maereka.
5) FAKTOR PERPANJANGAN MASA BELAJAR
Tidak semua santri memiliki kecerdasan yang sama dan hampir semua santri dalam masa belajar tiga tahun itu selalu saja ada masalah yang membuat dirinya banyak ketinggalan materi-materi belajar, seperti karena sering sakit, sering izin untuk mencoba-coba ikut dauroh tahfidz di luar pondok atau Kursus Bahasa Inggris di Pare, padahal itu tidak akan membuatnya lebih baik dan lebih kompeten karena semua itu sudah ada kurikulumya di pondok, dan itu salah satu bentuk ketidakpercayaan anak dan orangtua terhadap Guru dan kurikulum Lembaga, dan alasan klasik lainnya seperti malas ikut kepikiran masalah keluarga di rumah.
Maka untuk mengatasi ketertinggalan tersebut, Lembaga menyediakan waktu perpanjangan selama satu tahun untuk kejar kompetensi sambil membantu asistensi belajar kepada adik kelasnya dari materi yang sudah mereka pelajari, agar lebih kompeten lagi karena sering diulang, Cuma jarang sekali santri yang mengambil masa perpanjangan itu, mereka lebih memilih langsung kuliah atau kerja.
By :
Ust.Muhammad Aly
Pendiri

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *